Jumat, 03 Agustus 2012

Bagaimana Bulan Ramadhan 2012?


Suara magrib tahun ini mengingatkan aku akan masa-masa puasa beberapa tahun silam. Masih jelas dalam ingatanku. Saat aku duduk di bangku SMAN 1 Percut Sei Tuan. Itu sekitar tahun 2004. Tahun itu aku memutuskan untuk berangkat ke kampong mamaku. Tigalingga namanya. Bila dari Sidikalang butuh waktu satu jam untuk menjumpai Tigalingga.

Saat itu, sekolahku libur dari awal puasa hingga lebaran. Ini bagiku liburan yang sangat panjang. Berangkat sendiri ke kampung adalah cara yang paling praktis untuk menikmati liburan. Itu kali pertama kali aku pulang kampung tanpa orangtua dan adik-adikku.

Silahturahmi ke rumah tulang-nantulang, tante, udak-nangudak dan juga ke rumah opungku. Saat itu aku masih dapat bercakap-cakap dengan opungboru dan opungdoliku di kampung. Walau sudah berumur sekitar 80an, namun mereka masih bias memindahkan satu goni gabah dari teras ke dalam rumah. Simalolong (mata) mereka juga masih dapat membaca tulisan pada Bible. Walau kulit sudah keriput, tapi semangat dan cinta mereka tak pernah kusut.

Berjalan kaki ke ladang. Aku rasa 500 meter lebih itu ada untuk mencapai ladang opung. Jauh nian. Keadaan sekitar, hamper semua rumah terbuat dari papan, bilapun ada yang terbuat dari beton, itu hanya sebagian aja. Pepohonan masih banyak.Tak ada kata lelah bagiku. Bayangkan aja, opungku aja bisa jalan kaki samaku dan tak ada bilang lelah.

Pergi ke ladang durian, menabur abu di padi. Memungut durian yang jatuh. Saat itu aku ke ladang bersama opungboru (nenek). Mencabut ubi untuk makanan babi, lalu memasak makanan babi dan memberikan ke babi yang ada di kandang.

Itulah kisah yang pernah aku jalani di tahun 2004.

***

Saat aku kuliah, pada semester tujuh (tepatnya tahun 2010) aku menjalani masa PPL (praktek pengalaman lapangan). Itu adalah masa bulan puasa yang aku lewatkan bersama siswa-siswaku yang duduk di bangku sekolah dasar.

Mereka sangat lucu-lucu. Bocah ingusan, setiap kali jam istirahat aku selalu merasakan aroma keringat anak-anak yang lucu-lucu. Kadang ada yang bergaya menggoda, kadang ada yang berwajah bingung, terkadang juga ada yang mengupil bahkan saat aku mengajar, aku sempat merasakan aroma kentut siswaku dan semua siswaku saling tuding-menuding akibat aroma yang sangat menyengat tersebut.

Aku hanya bisa tertawa dalam hati menyaksikan tingkah siswaku. Maklum saja, karena mereka masih kelas II SD. Harus banyak sabar menghadapi mereka. Aku pernah juga menghadapi siswa yang tiba-tiba saja menjadi pendiam, duduk di bangku dengan wajah pucat. Lalu saat aku mendekat, aku merasakan bau kotoran.

Astaga… Anak itu boker di dalam celananya… Wow…’selai kacang’ menetes sampai ke betisnya.

Itu pengalaman yang sangat unik bagiku ketika mengajar di bulan puasa.

Selanjutnya, pada tahun 2011, aku menjalani profesi yang berbeda. Dan ini sangat bertolak belakang sekali dengan bidang ilmu yang aku jalani selama duduk di bangku universitas. Namun, selama kuliah aku mendapatkan pendidikan di luar kuliah melalui organisasi yang aku jalani di Pers Mahasiswa Kreatif Unimed.


Setelah aku menjalani masa puasa di kampong, lalu menikmati masa puasa bersama siswa-siswa SD yang lucu-lucu. Dan tahun 2011, aku menjalani masa puasa bersama para kuli tinta. Bergerak kesana kesini untuk menjumpai narasumber, berlomba dengan waktu, mendapat perintah dan berbagai informasi via telepon dan SMS. Namun itu adalah kenikmati dan dinamisnya kehidupan.

Sampai saat ini aku tidak menyangka akan melewati masa-masa itu dengan beragam kondisi, bermacam lokasi dan beranekaragam orang.

Lalu di tahun 2012 ini bagaimana aku menjalani puasa dengan orang-orang disekitarku ya?





Tidak ada komentar:

Posting Komentar