Minggu, 12 Januari 2014

Ritual 2014



Penghujung 2012, orangtua mengajak merayakan pergantian tahun di kampung mamak, Tigalingga. Itu ritual tahunan yang dilakukan. Jika ditempuh dengan mobil, butuh waktu 4 jam—5 jam dari Kota Medan, Sumatera Utara.

Namun, saat itu saya bersikeras untuk merayakan pergantian tahun dengan cara dan situasi berbeda.

Itu pertama kalinya saya merayakan pergantian tahun tak bersama orangtua. Cukup sulit untuk mendapatkan SIM (surat izin mendaki) gunung dari orangtua, apalagi bertepatan dengan ritual yang tahunan.

Dapat izin atau tak, yang terpenting  saya sudah pamit dan minta izin pada orangtua. Batin berkata, “Kan masih ada waktu tahun depan untuk pulang kampung dan bermaaf-maafan.”

Mendaki Gunung Sinabung tetap saya lakukan. Menikmati kembang api dari Danau Lau Kawar. Ada yang menembakan kembang api ke arah gunung. Ada pula yang mengarahkan ke langit yang berada di atas danau.

Sesekali permukaan air danau berubah warna. Merah. Hijau. Kuning. Saya dapat melihat kembang api di langit dan permukaan air. Semburat kembang api kembar mengajak penikmat tersenyum lebar.

Mencari handphone dan camera untuk mengabadikan semburat bercahaya itu. Sembari menikmati warna-warni, saya menceritakan target-target yang dilakukan. Optimis target pasti tercapai.
Bila target utama tak tercapai, saya telah memasang target alternatif.

***


Bilik Kayu Putih "My Home Sweet Home'"

Ritual perayaan pergantian tahun 2013 ke 2014 sangat berbeda dengan ritual dari tahun sebelumnya. 

Ini yang kedua kalinya saya merayakan pergantian tahun tak bersama kedua orang tua, adik-adik, serta keluarga besar dari bapak dan mamak.

2014. Suara percikan kembang api yang ditembakan ke langit kian ramai berhutan, terkhusus jelang menit-menit pergantian tahun. Bak suara senapan yang saling bersahutan.

31 Desember 2013 malam, teman sekos mengajak keluar untuk melewati detik-detik pergantian tahun di bawah langit Jakarta yang diguyur hujan sedari subuh hingga magrib.

Malam ini, saya teringat dengan setahun silam. Berjaket tebal, sesuka hati mengisi paru-paru dengan udara segar dari pepohonan di kaki Gunung Sinabung.

Bercerita ngalor-ngidul tentang impian. 

Target. 

Harapan baru, demi hidup yang lebih baik.

Kegagahan Gunung Sinabung dan keindahan Danau Lau Kawar menjadi saksi atas target-target serta cita-cita hendak diraih untuk 2013. Ada yang tercapai dan ada yang tak.

Menjadi manusia berkualitas, berkecukupan, sehat dan bahagia sudah cukup bagiku. Meski tak pernah berharap hidup di Jakarta, tapi saya mengira ini mungkin salah satu jalan untuk meraih impian.

Duduk di kamar kos, ditemani Laptop. Menikmati pergantian tahun dengan musik piano sonata Mozart.

Bagi saya, ini adalah waktu untuk berbicara dengan diri sendiri. Setelah melewati setahun yang lebih banyak berdialog dan mendengar manusia lain. Saya akan bermonolog. Semoga saya tak lupa cara bermonolog.