Penumpang yang turun dari pesawat berjalan dengan sangat
cepat, langkah yang lincah. Tak ada seorang pun yang memegang handphone sambil
jalan, bila pun ada maka orang itu menghentikan jalannya lalu menyingkir dari
tengah, berbeda sekali dengan di Indonesia yang sudah membiasakan diri berjalan
sambil memegang handphone dengan langkah yang cenderung santai.
Saat saya mulai mengikuti langkah cepat mereka, saya tetap
saya didahului (mungkin karena kaki saya tak sepanjang mereka) padahal
orang-orang yang mendahului berjalan membawa ransel yang lebih besar, dengan
koper di tangan kiri. Sontak saya sempat berhenti sejenak menikmati atmosfer
airport. Baik pria, wanita serta anak-anak berjalan lincah hilir mudik kurang
memperhatikan kiri kanan, tatapan ke depan mencari claim bag.
Saya dari Medan berangkat sendiri, sedangkan peserta dari
Indonesia Yermias Degei dan Viodeoga
Seno sudah berangkat bertemu di bandara Soekarno Hatta untuk melakukan
perjalanan bersama ke Melbourne. Beruntungnya, sebelum menuju Melbourne, saya
harus nyambung pesawat di Malaysia (seperti angkot aja, pakai nyambung
kendaraan).
Ini adalah miniatur pesawat di Malaysia. Coba perhatikan bagian belakang foto, ada taman di belakang bandara. Kita bisa menikmati hijau pepohonan dari Bandara Malaysia
Setiba di bandara Malaysia rasa ingin menginjak ingin
menginjak ibu kota yang belum pernah saya jajaki terobati sudah. Sunyi.
Dibandingan dengan Bandara Internasional Polonia Medan, bandara di Malaysia
tergolong sunyi bagi saya. Tak ada orang yang berbicara laksana memanggil orang
disebarang gunung. Eskalator berjalan berada disepanjang bandara. Ini escalator
buka escalator naik, tapi escalator datar, bila ingin lebih cepat langsung saja
menggunakan escalator dan kita juga dapat berjalan di escalator ini. Lantainya
tiada berpasir, ini saya katakana karena saya melihat ada seorang balita merengek-rengek
lalu berguling-guling di dekat escalator sambil mengejar ayahnya, balita ini
sudah kayak tentara aja, maju berguling.
Di dalam bandara Malaysia juga ada train. Ada 31 pintu masuk
ke pesawat, dan saya mendapatkan gate C26 (new gate) lalu perempuan dengan
dialek Melayu menggunakan Bahasa Inggris menunjukkan lokasi train. Sejauh yang
saya lihat, masih ada dua train disini dan ia berjalan dari C1 menuju C31. Awas
jangan salah turun, karena saya salah turun, mau tahu kenapa?
Saat menunggu train, antrian cukup panjang. Train yang saya
naiki ini berada di dalam ruang, sebelumnya saya sudah melewati pintu itu, dan
saya anggap itu adalah pintu lift. Lebar pintunya train dua kali lipat dari
pintu lift. Kondisinya, tiga pintu saling berdekatan dengan tiga bangku panjang
untuk menunggu train. Saya duduk di bangku itu, menghadap pintu besi yang dapat
memantulkan wajah kita. Lalu saya perhatikan di belakang saya juga ada tiga
pintu yang sama. Hanya dalam jangka waktu satu menit tiga pintu dihadapan saya
terbuka, lalu saya bingung, pintu yang mana saya harus masuk. Saya juga melihat
tiga pintu dibelakang saya juga terbuka. Dan akhirnya saya memilih masuk ke
pintu yang paling padat dimasukkan orang dan alhasilnya saya tak dapat tempat
duduk. Berdiri dan mangantungkan tangan pada tali. Saat berdiri, badan saya
mengikuti laju train, ke depan, saya melihat pintu yang sunyi orang ternyata
banyak tempat duduk yang kosong. Alamak!!!
Train yang saya naikki memiliki tiga pintu. Tiga pintu tiga
gerbong.
Sambil begelantungan saya memperhatikan orang-orang yang
duduk di train, padahal ini masih Malaysia, namun saya kesulitan mencari orang
yang berkulit seperti saya. Banyak orang India (saya lihat dari pakaian dan
wajah), Tionghoa (saya melihat matanya), Korea (bahasa yang agak aneh) dan juga
banyak orang kulit putih, bulek. Di dalam train saya mendengar bahwa train akan
melaju dari C1 hinga C31, perhentian pertama saya lihat di C1-C7. Semua orang
yang ada di train keluar. Saya diam. Lalu mengekor dari belakang, lalu jadilah saya
orang mengukur luasnya bandara Malaysia. Menyusuri lantai ruang demi ruang, lantai dan gedung. Dan akhirnya saya menikmati
perjalanan dari
(ssst….udah dulu ya, karena skrg udah jam 5 pagi. Belum ada
tidur. Dan bakal ada pertemuan jam 8 pagi)
Alhamdullilah (Halleluya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar